Sinopsis
Kecepatan informasi memaksa manusia harus terus update dengan apa yang sedang viral di media sosial. Milyaran informasi yang berseliweran di media sosial seolah menjadi candu. Perasaan cemas karena tidak update adalah efek samping dari dosis berlebih kita dalam menyerap informasi. Kondisi ini juga membuat publik terburu-buru dalam berbagi informasi. “Saring Sebelum Sharing” terus dikampanyekan oleh masyarakat media sebagai bentuk penyadaran kepada publik bahwa tanggungjawab dari setiap informasi yang disebarkan melekat pada individu itu sendiri. Populisme tidak hanya menjadi fenomena khas Indonesia tetapi global. Publik begitu antusias membagikan atau mengamplifikasi informasi yang berdekatan dengan aspek emosionalnya tanpa memastikan infromasi tersebut kredibel atau tidak.
Sebagai contoh pandemi Covid-19 memperlihatkan bagaimana publik menyerap informasi. Teori konspirasi bertebaran tanpa didukung data dan sumber yang kredibel. Ditambah individu-individu yang tidak memiliki kapasitas atau keahlian mengamplifikasi teori konspirasi tersebut membuat kita bertanya bagaimana kondisi literasi media di Indonesia? Apakah kondisi faktual ini menjadi tantangan bagi gerakan literasi media di Indonesia.
Sharing Sessions mengundang Dr. Fajar Junaedi, S.Sos, M.Si untuk berbicara seputar Dinamika Literasi Media di Indonesia. Beliau adalah pakar ilmu komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain menulis essai populer di media online tentang media, culture studies, dan sepak bola.