Judul buku: Cendekiawan Dalam Arus Sejarah Penulis : Peter Kasenda Penerbit: Beranda Ukuran: 15,5 cm x 23 cm Ketebalan: xii+192 ISBN: 9786026181664 Harga P. Jawa : 77.000
Sejarah dan Peran Cendekiawan
Sebuah bangsa dibentuk oleh proses sejarah yang terus berjalan. Perubahan bangsa tidak lepas dari peran aktif cendekiawan. Akademisi adalah status, sementara kecendekiawanan adalah fungsi. Saat ini, banyak perguruan tinggi didirikan dan jumlah lulusannya meningkat pesat. Namun, orientasi pendidikan tampak keliru. Pendidikan lebih fokus mencetak tenaga kerja dan mengurangi kreativitas. Akibatnya, negara ini surplus sarjana tetapi defisit cendekiawan. Padahal, situasi bangsa ini sangat membutuhkan peran cendekiawan.
Tokoh-Tokoh Intelektual Inspiratif
Soedjatmoko
Soedjatmoko dikenal sebagai Dekan Intelektual Bebas Indonesia. Ia meninggalkan warisan pemikiran luas yang mencakup kebudayaan, sastra, sejarah, pembangunan, ilmu pengetahuan, politik, diplomasi, percaturan internasional, dan agama. Karena kontribusinya, Soedjatmoko pernah menjadi duta besar RI dan rektor Universitas PBB. Ia juga menerima bintang tanda jasa dari Kaisar Jepang pada tahun 1988.
Soe Hok Gie
Soe Hok Gie adalah tokoh gerakan mahasiswa. Ia terkenal dengan tulisan-tulisannya yang kritis dan tajam. Gie menyadari bahwa seorang intelektual bebas adalah pejuang yang selalu sendirian. Ia turut membantu menggulingkan kekuasaan lama tetapi kemudian terlempar dari sistem kekuasaan baru. Gie meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 karena gas beracun.
Sartono Kartodirdjo
Sartono Kartodirdjo adalah intelektual yang berperan besar dalam pembentukan negara dan identitas nasional. Ia merekonstruksi sejarah nasional dengan mengungkapkan realitas pengalaman kolektif bangsa Indonesia. Sejarah seharusnya tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga berfungsi sebagai proses penyadaran bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sartono meninggal pada usia 86 tahun dan dikenang sebagai peletak dasar perkembangan kajian sejarah secara kritis.
Kita turut bersedih atas kejadian tersebut, namun yang menjadi kebanggaan tersendiri adalah tulisan dan gagasannya masih menjadi bacaan wajib bagi para aktivis generasi muda. Selanjutnya tokoh yang menginspirasi adalah Sartono Kartodirjo. Ia adalah salah satu intelektual yang berperan besar dalam pembentukan negara, dan identitas nasional bangsa. Dengan tanggungjawab ilmiah dan kesadaran profesinya, Sartono Kartodirdjo merekonstruksi sejarah nasional dengan mengungkapkan realitas pengalaman kolektif bangsa indonesia sebagai solidaritas nasional dan meningkatkan kesadaran berbangsa pada dirinya. Sejarah sebagai bagian dari ilmu pengetahuan seharusnya tidak hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah sebagai pengetahuan yang nyata, tapi berfungsi sebagai proses penyadaran bangsa indonesia di masa lampau, masa kini dan di masa depan. Sartono Kartodirdjo meninggal dunia pada usia delapan puluh enam tahun (15 februari 1921- 7 desember 2007). Sartono kartodirjo senantiasa dikenang sebagai peletak dasar bagi perkembangan kajian sejarah secara kritis. Sisi kehidupan Intelektualnya menjadi teladan bagi pembaca sejarah.
Pembelajaran dari Kisah Tokoh-Tokoh
Dari beberapa tokoh di atas kita dapat merenung dan memahami berbagai upaya yang telah dilakukan para cendekiawan di masa lalu. Harapannya pembaca buku ini tidak semata menikmati kisah dan sosoknya saja, tetapi juga menjadi teladan generasi muda yang akan melanjutkan estafet perjuangan para cendekiawan terdahulu.
RAHMAT FEBRIAN Ketua Umum Senat Mahasiswa UMM | Mahasiswa Pendidikan Agama Islam